Shaken Baby Syndrome pada Usia Berapa?

Shaken baby syndrome (SBS), atau sindrom bayi diguncang, adalah suatu kondisi serius yang terjadi ketika bayi atau balita diguncang dengan keras. Tindakan ini dapat menyebabkan cedera otak yang parah dan bahkan berakibat fatal. Sindrom ini sebagian besar terjadi pada anak di bawah usia 2 tahun, terutama pada bayi berusia di bawah 6 bulan.

Faktor Risiko

Shaken baby syndrome yang disengaja umumnya dilakukan oleh laki-laki, ayah, atau pengasuh anak. Banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya SBS pada bayi atau balita. Salah satunya adalah orang tua yang mengalami stres secara sosial, biologis, atau finansial. Stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan peningkatan tekanan dan ketegangan emosional, yang pada gilirannya dapat menyebabkan perilaku impulsif dan agresif.

Pengetahuan dan kesadaran mengenai konsekuensi dari mengguncang bayi juga menjadi faktor penting. Beberapa orang mungkin tidak menyadari betapa berbahayanya tindakan ini dan menganggapnya sebagai cara yang efektif untuk mengatasi frustrasi atau menenangkan bayi yang rewel. Selain itu, kurangnya dukungan sosial atau pengetahuan yang memadai tentang perawatan bayi juga dapat meningkatkan risiko SBS.

Faktor Usia

Shaken baby syndrome lebih umum terjadi pada bayi berusia di bawah 6 bulan. Pada usia ini, kepala bayi lebih besar dan leher mereka belum cukup kuat untuk menopang kepala dengan stabil. Hal ini membuat otak bayi lebih rentan terhadap guncangan yang keras. Kondisi ini dikenal sebagai shaken impact syndrome karena guncangan yang keras dapat menyebabkan otak bayi bergesekan dengan dinding tengkorak, menyebabkan cedera yang parah.

Pada usia berikutnya, antara 6 bulan hingga 2 tahun, risiko SBS juga tetap tinggi. Meskipun leher mereka sudah lebih kuat, otak bayi masih terus berkembang dan belum sepenuhnya matang. Oleh karena itu, guncangan yang keras pada bayi atau balita pada usia ini masih dapat menyebabkan cedera otak yang serius.

Tanda dan Gejala

Shaken baby syndrome sering kali sulit dideteksi karena tidak ada tanda-tanda fisik yang jelas pada permukaan kulit. Namun, ada beberapa gejala yang dapat menjadi petunjuk adanya SBS, antara lain:

Jika Anda mencurigai adanya SBS pada bayi atau balita, penting untuk segera mencari bantuan medis. Diagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan fisik, riwayat medis, dan pemeriksaan penunjang seperti CT scan atau MRI untuk mengevaluasi cedera otak.

Pencegahan

Shaken baby syndrome dapat dicegah dengan meningkatkan kesadaran dan pendidikan mengenai bahayanya tindakan ini. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil:

Shaken baby syndrome adalah suatu kondisi serius yang dapat menyebabkan cedera otak yang parah pada bayi atau balita. Sindrom ini umumnya terjadi pada anak di bawah 2 tahun, terutama pada bayi berusia di bawah 6 bulan. Faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya SBS meliputi stres pada orang tua, kurangnya pengetahuan dan kesadaran mengenai bahayanya mengguncang bayi, dan kurangnya dukungan sosial.

Usia bayi juga memainkan peran penting dalam risiko terjadinya SBS, dengan bayi di bawah 6 bulan menjadi yang paling rentan. Tanda dan gejala SBS dapat bervariasi, tetapi penting untuk segera mencari bantuan medis jika mencurigai adanya SBS. Edukasi dan pencegahan merupakan langkah penting dalam mengurangi kasus SBS, dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dan menyediakan dukungan bagi orang tua.

Dengan meningkatkan pemahaman kita tentang shaken baby syndrome, diharapkan dapat melindungi anak-anak kita dari bahaya yang dapat mengancam keselamatan mereka. Mari bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak kita.